0


I don't drink alcohol, I drink coffee
I don't smoke (cigarette and weed)
I don't really like parties 
I like books (especially novels) more than I like people
I love movies and I can talk about them for hours
I fall in love with my music playlists
I'm an adult who still watch cartoons
I read comic books and I watch anime
Batman is my beloved superhero
Some people said I'm cool and it was a nice thing to hear, but most of them were drunk and (or) high, so what's the point anyway?
I love talking with people who have interesting point of view


You think I'm lame? it's okay..
To be honest, I really don't care.



0

it rained today.
i took a drive.
people get born.
people get high.
people get mail.
people get cancer.
people get lucky.
people get tests.
people get flowers.
people get jailed.
people get surprised.
people get shot.
people get trapped.
people get honored.
people get lost.
people get busy.
people get sainted.
people get abortions.
people get frustrated.
people get on with it. 

it rained today.
i took a drive.
i took this shot.
i didn't die.



0


September is...

The beginning of my favourite season, Autumn.
The start of new semester at my favourite school, Hogwarts.
The birthday of my favourite character in Harry Potter, Hermione Granger.
The birthday of two my favourite authors, Shel Silverstein and Roald Dahl.
And the birthday of my favourite person in the world, me.

September is... my favourite month of the year.



0
IT'S GREAT


It's great to love good music, movies, and books.

It's great to have imagination and your very own wonderland.

It's great to be yourself.

It's great to have family who love you and you love very much.

It's great to have friends, not so many.. only a few, but they accept you for who you are without trying to analyse you or acting like they know about you more than you do.

It's great to get some sleep, plus some sleep, and some sleep.

It's great to live your life.

It's great to feel great.


0


I HOPE...






0

Miss my thoughts?



NO?



Me NEITHER.


0

Barang dan Merk


Orang-orang yang merasa bangga karena memakai atau karena tidak memakai suatu barang dan merk tertentu, biasanya adalah orang-orang yang menganggap barang dan merk tersebut mampu mendefinisikan dirinya.

Karena apa?

karena di jaman sekarang, orang tidak hanya menggunakan barang karena kebutuhan, tapi lebih ke gaya hidup. budaya konsumtif membuat masyarakat menilai orang lain dari merk baju apa yang mereka kenakan. mobil apa yang mereka kendarai. rumah harga berapa yang mereka huni. jenis handphone apa yang mereka pakai.

Hal-hal seperti ini masih sering membuat saya "takjub". bukan hanya karena cara penilaian orang-orang, tapi juga karena sebagian besar masyarakat membiarkan dirinya didefinisikan oleh barang dan merk.

Saya tidak pernah merasa barang yang saya pakai atau tidak pakai mampu mendefinisikan diri saya, maka itu.. tidak pernah pula merasa bangga karena menggunakan atau karena tidak menggunakan suatu barang dan merk tertentu.


0

"There's definitely no logic to human behaviour."




"There are certain emotions in your body that not even your best friend can sympathize with, but you will find the right film or the right book, and it will understand you."




"Your mind and imagination is fact."







2
Hyperballad


Kemaren itu, aku baca tweet orang-orang yang nulis reff lagu "Hyperballad" dan diakhiri dengan smile, gak jelas apakah mereka dengerin versi Björk, Mocca, Robyn, atau Yeah Yeah Yeahs, yang pasti lagunya sama. Yang membuat aku penasaran, apakah mereka menganggap itu lagu cinta? apakah mereka dengerin keseluruhan liriknya, atau cuma mentok di bagian "I go through all this before you wake up, so I can feel happier to be safe up here with you"? This isn't a protest, i'm just wondering. Well, people might think "Hyperballad" is a love song, but to me, it's a psychophatic song. don't get me wrong, I love this song, but I mean, what could be more psychopathic than this?

"It's early morning
No one is awake
I'm back at my cliff
Still throwing things off
I listen to the sounds they make
On their way down
I follow with my eyes 'til they crash
Imagine what my body would sound like
Slamming against those rocks

When it lands
Will my eyes
Be closed or open?

I go through all this
Before you wake up
So I can feel happier
To be safe up here with you"

Besides, Björk explained that...
Basically, 'Hyper-ballad' is about having this kind of bag going on and three years have passed and you're not high anymore. You have to make an effort consciously and nature's not helping you anymore. So you wake up early in the morning and you sneak outside and you do something horrible and destructive, break whatever you can find, watch a horrible film, read a bit of William Burroughs, something really gross and come home and be like, 'Hi honey, how are you?

*and you think this is a love song?*


0

Humbug


Dalam diam, Pria itu mencoba mengeja
Menelusuri aksara demi aksara
Orang bilang, hidup di dunia modern harus bisa membaca
Supaya tidak ditipu oleh mereka yang semena-mena

Setelah mahir menggabungkan aksara menjadi kata, suara-suara sumbang kembali terdengar, katanya.. para penipu itu terlalu pintar, sudah bisa membaca pun kadang tak ada gunanya bila buta tentang dunia.

Lalu dia pun pergi ke berbagai benua.. Asia, Eropa, Amerika, Australia, Afrika, sampai Antartika sudah dijelajahi semua. tapi dia bahkan tidak mendapat apa-apa, hanya membuat tabungannya habis tak bersisa.

Kemudian dia mencoba mengarang cerita untuk dimuat di media massa, diundang di berbagai stasiun radio dan televisi swasta. semua pun akhirnya percaya. dengan sedikit trik, dia kembali kaya raya.


0
MADRE

Diantara para penulis di Indonesia, Dewi Lestari (Dee) adalah salah satu yang aku favoritiiiin banget, dia punya ciri khas sendiri, banyak bercerita tentang kehidupan, cinta, persahabatan, pencarian, penemuan, dan hal-hal kayak gitu. Aku baca semua bukunya, mulai dari Filosofi Kopi, serial Supernova (Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir), Rectoverso, Perahu Kertas, Madre. Dan semua aku suka. Dia slalu mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda. Bahkan hampir di tiap cerpennya aku pasti bisa menemukan emosi baru. Nah, kali ini yang pengen dibahas adalah MADRE, kumpulan cerita terbaru Dee.

Buku ini terdiri dari 13 cerita, 5 cerpen (1 diantaranya "Madre" lebih pantes disebut novelet) dan lainnya prosa pendek. Kalo untuk cerpen, saya suka Madre, Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan, Have you ever dan Menunggu Layang-Layang, kali ini aku nulis beberapa bagian yang disuka dan yang lucu yaaa:

1. Madre. Mungkin kalau dilihat dari ceritanya emang agak ringan, bukan tema serius yang bikin kening berkerut, dan Dee juga gak terlalu banyak menggunakan kata-kata kiasan indah, palingan cuma di bagian awalnya aja yang agak dramatis. Sumpah, kirain ini cerita bakal disajikan dengan kata-kata yang kayak gitu semua, tapi ternyata enggak, Dee menggabungkan bahasa ‘ngobrol’ dengan bahasa ‘sastra’ dan aku sukaaaaa... Dee slalu mampu menghadirkan lelucon seger yang bikin aku ngakak. dan Tansen, ya dia lucuuu... suka liburan, males bangun pagi, gak suka rutinitas kecuali rutinitas ngeblog, spontan, gak suka ribet, ah kalo aja aku gak ketemu Che, pasti Tansen jadi cowok paling disuka di buku ini. Hahaha.. banyak kata-kata yang aku suka, tapi yang paling berkesan itu, "Wangi kopi memenuhi udara,menyegarkan ruangan bagai kecupan Pangeran yang membangunkan Putri Tidur yang berabad lamanya terlelap.” (halaman 6-7), mungkin orang lain bahkan gak peduli, tapi aku slalu jatuh cinta saat penulis membuat kiasan yang menyerempet negeri dongeng atau cerita yang udah dikenal banyak orang. plus aku pencinta kopi. saat kopi dan dongeng bersatu, maka akan jadi sempurna.


2. Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan. Gak tau kenapa aku ngerasa tokoh penulis yang dihadirkan oleh Dee disini, kayak menggambarkan dirinya sendiri. Dan bahkan di tema yang serius kayak gini pun Dee masih bisa melucu,

(Demi sopan santun, aku tahankan garpu agar tak mencelat ke bola matanya dan  kugenggam erat-erat piringku agar tak pecah jadi dua di batok kepala wartawan itu. Aku hanya menggeram dan mengulang, “Cinta?”)

Entahlah, apa selera humorku yang aneh atau gimana, tapi yang jelas itu bagian yang lucu banget menurutku. Plus di ending ceritanya, paragraph terakhir, "Artikel itu kemudian terbit. Tanpa baris-baris kalimat. Hanya gambar besar semangkok acar bawang. Dan mereka yang membacanya menyangka itu resep  afrodisiak. Mereka lalu melahap semangkok acar bawang, bercinta, sambil terus bertanya-tanya: apa itu Cinta? Apa itu Tuhan?"

Buat yang belum baca ceritanya, mungkin bertanya-tanya: apa menariknya? Dimana lucunya? tapi buat yang udah baca, pasti tau kenapa kalimat itu jadi lucu, atau mungkin bahkan juga gak tau. yasudahlah, intinya menurut aku itu lucu. *nyengir*

3. Have You Ever? Bercerita tentang pencarian dan penemuan. Kalo kamu jarang baca cerita yang gak ada pangkal gak ada ujung kayak gini, mungkin berasa “ini apaan sih? Ceritanya gak jelas” (kayak temenku yang nonton Before sunset/sunrise) tapi aku seperti punya koneksi kuat sama jenis yang beginian, bagian yang menurut aku lucu tuh ada di halaman 92:

Howard: “………… I mean, have you ever…?”

“Kamu benar-benar ingin tau pendapatku?” potong Darma, “I think, in the past three days, you’ve been talking some nerve-wrecking, poetic shit. Nothing more!” Dan tanpa rasa bersalah Darma menyeruput espresso-nya, “And I swear to God if you ever  ask me…”

Howard: “Listen. Darma, have you ever…?”

Dan di halaman 97:

Howard: “It’s here,” “Kamu benar, Darma. It’s HERE. NOW.”
Darma: “What is?”
Howard: “The sign.”
Darma: “What sign?”
Howard: “Ini tanda yang dimaksud Cahaya! Bintang itu. Mercusuar ini. Kita berdua….”
Darma: “Kita berdua? Whoa. Take it easy, mate.”

Hahahahaha… bahkan saat nulis kalimat-kalimat diatas-pun aku tetep ketawa. Nah, kalo dialog favoritku, ada di halaman 85:

Howard: “What if it’s just a big cosmic joke?”
Darma: “Then laugh!”

Yup, apalagi yang bisa kita lakukan selain tertawa saat alam semesta menghadirkan leluconnya yang bahkan kadang-kadang gak terlalu lucu atau gak lucu sama sekali.

4. Menunggu Layang-Layang (ini berada di posisi paling puncak), makin dibaca makin suka. Alasannya adalah: karna Starla itu kayak aku, hahaha.. bukan keseluruhannya, tapi cuma dikiiit, yang pasti porsi Kugy masih mendominasi lah… *digebuk massa* tenaaang sodara-sodara,, kemiripan sama Starla bukan dari segi yang oke-oke kok, dan bukan di bagian gonta ganti pacar juga. tapi di bagian yang aneh-aneh, kayak gambaran Che tentang otak Starla yang udah kayak lukisan abstrak. Trus gak pedulian (minus punya efek penghisap perhatian). Suka nonton. Selera musik bagus (nah, kalo yang ini aku agak kepedean yak).  Punya dunia sendiri. Ngelakuin apa yang disuka tanpa harus banyak mikir. Jarang merasa kehilangan.

Nah, kalo dari segi “jatuh cinta” aku lebih mirip Che, yang tau apa yang kumau, yang punya kriteria yang kompleks, bukan nyari yang sempurna, cuma yang sepemikiran aja, selera musik dan filmnya bagus, open-minded, gak ngetwit 5 menit sekali cuma buat update hal-hal pribadi, yang gak gila galau atau menye-menye, bukan type yang langsung heboh kalo ngeliat cewek cantik putih mulus dan lemah lembut, soalnya aku gak cantik, gak putih, dan gak lemah lembut, hahaha…

Balik ke Menunggu Layang-Layang, Salah satu bagian favorit:

Rako: “Pacar lo siapa sekarang, Chris?” (yak, saya lebih suka Christian dipanggil “Che”)

Che: *dalam hati* “Pertanyaan iblis. Iblis yang bersembunyi bagaikan selembar joker dalam tumpukan kartu. Satu-satunya kartu yang menyambutmu tertawa lebar, tak jelas itu ekspresi lucu atau melecehkan.”

Alasan suka: karna Dee memasukkan Joker dalam kalimatnya (formula yang sama kayak Putri tidur tadi) selain itu, aku suka bagian “tak jelas itu ekspresi lucu atau melecehkan.”

Aku juga suka dialog ini (halaman 146):

Starla: “Brownies itu nggak nikmat kalau nggak ditemani kopi,” “aku bikinin, ya?”
Che: “Satu kopi, dua gula, tiga krimmer,”
Starla: “Kopi banci. Yang enak itu: dua kopi, satu gula, nol krimmer.” (Nah, itu juga salah satu kemiripan antara aku dan starla, suka kopi yang agak kental, gak terlalu manis dan bukan kopi instan.)
Starla: “Kamu bukan gay kan?”, “Karena kalau iya, aku pasti udah tahu.”
Che: “ Kita berteman empat tahun lebih, starla. Keterlaluan kalau kamu nggak tahu prefensi seksualku.”
Starla: “Empat tahun lebih, tapi nggak pernah satu kali pun kamu kelihatan punya pacar. Mana yang lebih keterlaluan?”
Che: “Brownies ini enak.”
Starla: “kamu tuh pintar, baik, karier bagus, tampang keren, tapi, kok?”
Che: “Nggak kepikiran jualan kue aja, Star?”
Starla: “Come on, Che. Apa yang kamu cari sih sebetulnya?”
Che: “Kriteriaku kompleks. Oke?”
Starla: “Apa aja?”
Che: “Buat apa kamu tahu?”
Starla: “siapa tahu aku bisa mencalonkan diri.”

#eaaa hahahaha.. itu bagian yang bikin aku senyuuum waktu bacanya,

Dan di halaman 158 (ending cerita):

S: Kamu orang paling gila, Che.”
C: “Satu-satunya orang yang bisa mendampingi manusia nggak waras kayak kamu,”, “Nggak ada lagi layang-layang, kamu sekarang ikan lele.”

Sumpah, aku baru nyadar sekarang, sebenarnya yang bikin aku jatuh cinta sama “Menunggu Layang-Layang” itu bukan ceritanya, tapi dialog-dialognya.


Sekian review cerita yang aku suka di “MADRE”. kalo dari segi ceritanya emang lebih ringan dibandingkan dengan karya Dee yang lain, Kesimpulan berdasarkan opini pribadi-ku, MADRE emang gak se-wah filosofi kopi, tapi masih tampil sexy dan bikin senyum atau ketawa ngakak sendiri. Karena dalam sebuah karya tulis, kadang-kadang cerita jadi substansi no 2, yang pertama adalah bagaimana si penulis mampu membangun emosi antara tulisannya dengan para pembaca.


0
DO YOU BELIEVE IN FAIRY TALES?


Rumah itu sunyi, bukan karena tak berpenghuni, hanya jarang dikunjungi. Pemiliknya seperti tak bernyawa, cuma singgah saat malam tiba, itupun tanpa banyak kata-kata. Tapi anehnya, aku selalu datang dan kembali ke tempat itu, entah mengapa rasanya begitu nyaman, bagai melihat diri sendiri, bahkan saat si penghuni sudah tak datang berhari-hari, aku tetap menghampiri dan melihat segala sesuatu yang ada disana sini tanpa meninggalkan secuil jejak kaki, dan juga tak berani terlalu jauh menyelidiki, karena aku takut, takut pada sosok yang bahkan tak kukenali. 

Aku pernah mendengar cerita suram tentang si pemilik rumah, ada yang mengatakan bahwa dia adalah makhluk keras hati yang selalu ingin bersembunyi, yang tak pernah bisa mencintai orang lain melebihi dirinya sendiri, bahkan bila dihadapkan dengan perempuan paling cantik di dunia sekalipun. Dia bagai patung es, dingin, tapi juga indah. Ada juga yang mengatakan bahwa dia sosok pemarah yang tak kenal ampun, siapapun akan dibantai bila ada yang tak berkenan dihatinya. Dan cerita yang paling popular adalah bahwa dia pangeran tampan yang dikutuk menjadi makhluk buruk rupa oleh seorang peri yang merasa sakit hati karena ditolak cintanya. Entah mana yang benar aku tak tahu pasti, semua cerita itu membuatnya semakin misterius. Diam-diam aku suka datang kerumah ini dan berharap dia tak pernah tahu kedatanganku, atau sebenarnya aku berharap dia tahu. Entahlah, aku tak mengerti. Hingga pada suatu hari ada seseorang yang memegang pergelangan tanganku saat aku sedang mengendap-ngendap tanpa suara, genggamannya sangat kuat, sampai-sampai aku takut tulangku akan rontok. Saat dia keluar dari persembunyiannya, aku kaget bukan main dan sekaligus kecewa tentu saja. Pemilik rumah yang kukira lelaki tampan misterius, ternyata hanyalah seorang nenek yang sangat ringkih, dia mirip sekali dengan penyihir dalam cerita Hansel & Gretel, bedanya rumah ini tidak terbuat dari kue yang lezat. Aku ketakutan. Dia terkekeh memperlihatkan barisan giginya yang kuning. Aku meringis. Tawanya semakin keras.

“mau kumakan hidup-hidup, atau dimasak dulu?”

Entah mana yang lebih baik, tapi yang jelas kedua pilihan itu sama sekali tak menarik. Seandainya bisa memilih, aku ingin disihir menjadi kodok saja, siapa tahu akan ada pangeran tampan yang mau menciumku, dan akupun akan berubah menjadi putri yang cantik jelita. Ya, tentu saja itu tidak mungkin, wujud manusiaku tak bisa dikatagorikan sempurna, apalagi bila sudah sempat bertransformasi menjadi kodok, paling-paling masih tersisa bentuk kodok pada tubuhku. Ah aku benar-benar tak bisa berpikir jernih saat ini.

“hey anak muda, kenapa tak menjawab pertanyaanku? Kau mau rusa itu dimakan mentah-mentah atau dimasak dulu?”

Ha! Kenapa sekarang pertanyaannya berbeda? Atau mungkin akulah yang salah dengar? Tapi tetap saja pertanyaannya tidak normal. “Aku… tidak lapar,” jawabku pelan.

“kalau bukan mencari makanan, lalu apa yang kau cari di rumah ini?”

Nah, kalau itu pertanyaannya, aku bisa menjawab dengan pasti, “Aku mencari pemilik rumah ini,” (dengan asumsi, nenek aneh itu adalah pembantu yang menawarkan makanan pada siapa saja yang datang kemari). Dia terkekeh, “lalu kau kira aku ini siapa?”

“Tapi…. tapi berita yang tersebar katanya pemilik rumah ini adalah lelaki tampan yang dikutuk oleh peri,” Tawa nenek itu semakin menjadi-jadi, memperlihatkan gigi kuning yang lebih banyak lagi. Aku heran, dia sudah tua tapi giginya masih utuh, mungkin itu pengaruh sihir.

“Nak, kalau kau mau bertemu dengan The Beast, atau Ksatria yang bernafsu mencium perempuan yang suka tidur berlama-lama, atau ingin mencari pangeran tampan yang terobsesi pada pembantu yang kehilangan sebelah sepatunya, maka jangan datang kerumah ini, Pergilah ke negeri dongeng. Siapa tau kau akan bertemu dengan 7 kurcaci dan mereka akan menjadikanmu ratunya, tapi 1 hal yang harus kau ketahui, negeri dongeng tidaklah seindah yang kau bayangkan. Kenyataan yang ada disana kadang-kadang berbanding terbalik dengan apa yang dikisahkan selama ini.” Dia terkekeh lagi.

“Tau darimana?”

“Aku menghabiskan waktuku disana, sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah kemari,”

“Di sana nenek jadi siapa? Ibu tiri yang jahat? atau penyihir yang menculik Rapunzel? Yang pasti bukan Cinderella atau Snow White yang cantik jelita,” aku menahan tawa.

“Peter Pan” jawabnya tiba-tiba.

“Hah? Maksudnya?”

“Ya, Aku adalah Peter Pan,”

“Semua orang tahu Peter Pan itu laki-laki”

“Itukan apa yang diceritakan. Kau kira kenapa Wendy meninggalkanku? katanya dia ingin menikah dengan lelaki dan mempunyai anak-anak yang lucu. Tak kusangka pria itu adalah Kapten Hook yang sama sekali tidak tampan. itulah alasan sebenarnya kenapa aku sangat membenci bajak laut itu.”

Aku tak mau dengar, Aku tak mau percaya, Aku benar-benar menyesal bertanya padanya. Peter Pan adalah salah satu tokoh dongeng favoritku, dulu waktu masih kecil, aku sempat jatuh cinta padanya, hingga usiaku bertambah dan aku mulai jatuh cinta pada tokoh dongeng yang lebih dewasa. Nenek ini benar-benar menghancurkan semua bayanganku tentang indahnya Neverland.

“Kau boleh saja tak percaya, tapi itulah kenyataannya. Aku tidak bohong. Wendy membuatku patah hati, lalu aku memutuskan untuk pindah kemari, dan akhirnya menjadi perempuan tua dalam seketika.”

“Kau mau tahu cerita yang lainnya?”

Walaupun aku tak ingin khayalanku diacak-acak, tapi tak tahu kenapa, aku malah tak bisa berkata apa-apa. Sehingga dia mengartikan diamku sebagai jawaban iya. Terkutuklah pepatah “diam itu emas.”

“The Beast mati sia-sia, karena Belle tak pernah mencintainya dengan tulus, dia hanya mencoba menarik perhatian lelaki malang itu supaya bisa mengambil alih kekayaan dengan tenang tanpa gangguan. bayangkan saja, perempuan cantik mana yang bisa jatuh cinta pada lelaki berkepala singa?”

“Cinderella tetaplah menjadi upik abu. saat pangeran datang, kakinya baru saja terkilir dan membengkak sehingga sepatu itu tidak muat, sedangkan yang sebelahnya lagi tak tahu dia letakkan dimana, anak itu memang ceroboh dan agak kikuk,”

“Ibu tiri snow white tidaklah sejahat yang diceritakan selama ini, dia tidak pernah memberikan apel beracun itu. Terakhir aku berada disana, Snow White masih mengasuh 7 kurcaci, pangeran sama sekali tak berniat mencarinya dan malah menikahi si ibu tiri. Ternyata gosip itu benar, pria itu suka pada wanita yang lebih tua.”

“Dan Aurora, tidak pernah bangun dari tidur panjangnya. Dulu pada masa awal hibernasi, ada seorang ksatria yang menciumnya penuh nafsu, tiba-tiba dia terbangun dan menampar lelaki malang itu. Dia marah karena tidurnya terganggu dan mimpinya terputus. Tapi setelah bertahun-tahun tak ada lagi yang mau menciumnya. Mana ada lelaki yang selera mencium perempuan dengan air liur dimana-mana dan penuh debu, seperti mannequin yang tak pernah dipajang dan dibiarkan membusuk di dalam gudang.”

“Siapa lagi yang ingin kau ketahui? Si kecil Thumbelina? Dia benar-benar seorang gadis petualang, syukurlah dia berhasil bertemu dengan pangeran negeri bunga. Asal tau saja, itu satu-satunya cerita yang sama dengan kisah aslinya, walaupun di negeri kalian tidak pernah diceritakan bahwa pria itu sempat selingkuh beberapa kali, maklumlah dia tampan dan banyak yang suka. Thumbelina terpaksa bertengkar dengan beberapa peri bunga perempuan untuk mendapatkan hati pangeran secara utuh, tapi yang penting pada akhirnya mereka menikah, memiliki anak-anak yang lucu dan hidup bahagia.”

Aku masih terperangah mendengar ceritanya. Mungkin seumur hidup aku takkan pernah memaafkan diri sendiri karena berani menerobos masuk ke rumah sederhana ini, kalau dilihat lagi, sumpah sama sekali tak ada hal yang menarik, kecuali saat pikiranku melayang ke negeri dibalik pelangi, dipenuhi khayalan-khalayan bodoh tentang lelaki misterius yang hidup sendiri  dan hanya aku yang bisa meluluhkan hatinya. BEGO! Ingin menagis saja rasanya. Aku kehilangan impianku, dan lebih parah, aku kehilangan keindahan dongeng yang kupuja selama ini. Dongeng yang membuatku percaya bahwa ada sebuah negeri yang indah ditempat tak terjamah, negeri yang bisa didatangi tanpa harus berbasa-basi.

“Aku hanya menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi, kalau kau mau percaya silahkan, bila tidak, juga tak apa. Mungkin lebih baik bila kau tetap percaya dengan indahnya negeri dongeng seperti yang kau ketahui selama ini,” katanya sambil terkekeh.

“kalau begitu, lebih baik dari awal tak perlu cerita!”

“aku tak pernah memaksamu untuk mendengarku,”

Dia benar,  seharusnya tadi aku langsung pergi meninggalkan nenek gila ini sendiri, aku masih tak mau mengakuinya sebagai Peter Pan.

“Sudahlah anak muda, tak semua kenyataan harus berjalan seperti apa yang kita inginkan. Di negerimu itu hanya sebuah cerita, percayai saja apa yang ingin kau percayai.”

Aku bisa saja tidak mempercayainya, tapi entah kenapa rasanya sangat sulit untuk kembali pada kisah indah yang kucintai selama ini. Layaknya lukisan yang tiba-tiba ditumpahi cat hitam di seluruh kanvasnya dan tak mungkin kembali seperti semula. Dia kembali terkekeh, aku semakin muak dan mulai menagis tersedu sedan hingga tak tahu lagi apa yang terjadi.

“Hey, kamu baik-baik aja?” seseorang menepuk-nepuk bahuku. Mungkin nenek sihir tadi, aku enggan membuka mata.

“Hey, kamu baik-baik aja?” dia mengulang pertanyaannya, ternyata suara pria. Aku berdebar, bukan debaran yang biasa dirasakan saat sedang jatuh cinta, tapi debaran yang biasa muncul saat sedang merasa takut. Aku khawatir kalau pria ini adalah salah satu penghuni negeri dongeng yang ikut kabur kemari dan tiba-tiba mengaku bahwa dirinya adalah Cinderella, Red Riding Hood, Snow White, Rapunzel, atau siapapun itu yang kukenal sebagai tokoh perempuan selama ini. Aku memang takut, tapi juga tak mungkin begini selamanya. Dengan perlahan kubuka mataku.

“kamu siapa?” tanyaku hati-hati, mempersiapkan diri atas jawaban yang tak ingin kudengar. Dia tersenyum, “harusnya aku yang nanya kamu itu siapa, aku Elang,” katanya

“Huaaah… Aku lega,"

“Hmm?”

“Eh, maksudnya aku Jingga,” buru-buru aku meralat, aku tak ingin dia mengira aku anak aneh yang bernama LEGA, tapi sumpah aku lega sekali namanya bukan Cinderella atau Thumbelina yang tiba-tiba meminum obat peninggi badan yang didapat dari Alice

“Kok bisa nyasar ke rumahku? Kayaknya aku selalu mengunci pintu deh”

“Ini rumahmu?” kuabaikan pertanyaannya dan malah balik bertanya.

“Iya, tapi aku jarang tinggal disini, kalau lagi berantem sama orangtua aja baru minggat kemari,” dia nyengir, tapi menurutku itu nyengir yang paling indah yang pernah kulihat. Aku kembali berdebar, bukan debaran yang biasa muncul saat sedang merasa takut, tapi debaran yang biasa dirasakan saat sedang jatuh cinta.

“Nenek yang jagain rumah ini kemana ya?”

“Nenek?”

“Iya, yang menawarkan daging rusa men-tah atau di-ma-sak,” aku mulai curiga pada si tua itu. Dia tertawa, oh gantengnya, hatiku semakin berdebar. “sepertinya kamu kebanyakan tidur, makanya mimpi yang aneh-aneh” katanya. Tapi aku yakin itu bukan mimpi, semuanya nyata. Di sudut ruangan, kulihat seorang pria bungkuk terkekeh sendiri dan menghilang di dalam gelap. Oh, pantas saja pintunya selalu terbuka. Bodohnya aku percaya pada si penipu  yang suka menyamar itu.

Dalam dongeng, aku selalu yakin bahwa si pria bungkuk tak sejahat yang diceritakan, tapi setelah berjumpa langsung dengannya, dia ternyata lebih jahat dari yang dikira orang-orang selama ini. Satu kasus terpecahkan, dia bukan Peter Pan. Tapi bagaimana dengan kisah lainnya? Entahlah, Sepertinya menyenangkan juga saat kita punya cerita dengan versi yang berbeda dan menyimpannya dalam kotak rahasia yang tak diketahui sesiapa. aku tak lagi peduli mana cerita yang benar dan yang tidak, karena aku sudah memiliki pangeranku sendiri disini, tanpa harus kehilangan sepatu kiri atau tidur bertahun-tahun dalam penantian yang tak pasti. Aku menarik kembali kata-kataku. Mungkin benar, pria bungkuk itu tidak terlalu jahat.


*iseng-isengan dini hari yang diposting sore hari*



0
 Bedtime Story


Seorang nenek bercerita pada cucunya, "bintang itu bersinar karena impian manusia. Saat malam tiba, udara akan memeluk semua mimpi yang melayang kesana kemari, mengirimnya ke negeri peri, dan mereka  membawanya terbang ke tempat dimana raksasa yang tinggal di balik awan pun takkan mampu menggapainya. Cahayanya akan menyatu dengan bintang hingga akhirnya berkelap kelip menghiasi malam yang dilanda kegelapan. Maka, tetaplah bermimpi supaya bintang-bintang tetap bersinar dimalam hari dan memberi harapan bagi siapapun yang melihatnya tergelincir jatuh ke bumi." Kemudian, si bocah kecil tertidur dan bermimpi tentang PS-3 yang dijanjikan oleh orangtua-nya.



*iseng-isengan dini hari. goodnight everybody, and have a lot of crazy dreams, Because it's the only way to survive in this crazy little world.


Back to Top