0
Lain Dunia


Tiba-tiba aku tersesat di sebuah negeri yang tak ku tau pasti
Kata orang ini tempat manusia dewasa bersuka ria
Banyak yang kehilangan jati diri
Tak mengerti makna dari bahagia yang sesungguhnya
Mereka tau itu semu, tapi memang mereka suka yang palsu

Seseorang memanggilku
Ia agak terburu-buru seperti sedang mengejar atau dikejar waktu
Kami tiba di ruangan yang sangat aneh
Tempat dimana orang selalu senyum sana sini, berbasa basi sambil cipika cipiki, seperti para pejabat yang berusaha untuk melobi, semua benar-benar tak berseni

Aku bosan. sama seperti saat disuguhkan (un)reality show. tidak spontan. tidak natural. semua dipersiapkan untuk tampil sempurna.

Ku tinggalkan saja tempat itu. Dan kembali ke dalam pelukan duniaku. menikmati waktu tak berbatas. mencium harum bunga, menatap bintang dan berlari bebas di pantai hingga senja membuatku kagum dengan jingganya.


Walau bumi yang dipijak sama
Tapi dunia yang dihidupi berbeda
Aku eksis di dunia ku
Mereka eksis di dunianya





0
Switch


”Aku suka hujan, karena setelah ia reda, aku bisa menikmati suasana setelah hujan, dan bila sedang beruntung aku akan melihat pelangi membelah langit. Aku suka duduk di halaman belakang, memperhatikan pepohonan yang rindang, dan bila sedang beruntung aku akan melihat bunglon yang berubah warna menyesuaikan diri dengan tempatnya. aku suka langit gelap tak berbulan, karena aku dapat menatap bintang-bintang dengan lebih cemerlang, dan bila sedang beruntung aku akan bertemu dengan bintang jatuh. Aku suka senja, tapi hanya saat ia berwarna jingga. Aku suka laut, bila ia sedang tidak marah. Aku suka coklat dan es cream, mereka akan jadi teman terbaik bila emosi ku sedang tidak karuan.”

(Kuberi tahu ya, itu bukan diriku yang sebenarnya. Aku diperintahkan untuk jadi begitu oleh seorang gadis kecil paling egois yang pernah ku jumpai, dengan sesuka hatinya memaksa ku untuk menyukai apa yang ia suka, dan membenci apa ia ia benci. pernah aku dipaksa untuk membenci badut yang berhidung merah, padahal badut itu terlihat lucu bagiku, syukurlah setelah beberapa menit memberi perintah, akhirnya dia kembali menarik kata-katanya. dia punya kekuatan yang maha dahsyat. dengan gampangnya dia memberi perintah hanya dengan mengetikkan kata-kata itu pada keyboard komputernya. lalu akupun menjadi seperti apa yang dia mau. dan bila ia tidak berkenan, maka dia tinggal menekan tombol delete, dan aku pun tidak akan pernah eksis di dunia ini. dia seperti seorang setan kecil tanpa belas kasihan)

(Dia memberiku nama Ratih Keumala, padahal Aku tidak suka nama itu, aku lebih suka nama yang lebih modern. dia menetapkan umurku 28 tahun, tapi tidak memberiku seorang pasangan hidup. how dare she is. bagaimana bisa mendapatkan pacar bila setiap kali aku menyukai seseorang, dia pasti akan memaksaku untuk tidak memberi mereka kesempatan, pernah aku dipertemukan dengan seorang lelaki tampan, tapi dia sama sekali tidak mengijinkan ku untuk memberikan nomor telp, menurutku dia cemburu karena si lelaki terlihat sangat tertarik padaku. Syukurlah dia memberiku wajah yang cantik, tubuh tinggi dan ideal, kulit putih mulus, dan banyak pria yang menyukaiku, walaupun aku tidak bisa menjadikan salah satu dari mereka sebagai pacar, paling tidak aku terlihat sebagai high quality jomblo)

(Kadang aku sering memperhatikan gadis kecil itu, Kalau dilihat sekilas, tak kan ada yang menyangka dia seseorang yang sangat tega. dulu dia pernah memaksa seorang bocah kecil untuk hidup di jaman perang, kemudian membunuhnya dengan dalih peluru nyasar, dia juga pernah membuat seorang gadis menangis seharian dan memerangkapnya dalam sebuah cermin. memberikan khayalan-khayalan bodoh kepada seorang anak pembantu. memerintahkan seorang peri menjadi hujan dan tak pernah kembali ke bentuk aslinya, dan masih banyak lagi kejahatan lain yang ia ciptakan)

(Suatu hari, dia tertidur ketika sedang menyuruhku untuk melihat-lihat dunia luar, dia belum sempat memberikan intruksi secara detail. iseng-iseng aku mencoba untuk melihat dunia tempatnya berada. tak kusangka ternyata aku berhasil. Ku perhatikan gadis itu dengan seksama. dia begitu kecil dan kurus, bahkan bila sedang terlelap pulas tanpa sorot mata itu, dia terlihat seperti anak-anak. Tapi jangan harap aku akan berubah menyayanginya, diam-diam dengan sangat perlahan, ku pindahkan ia ke duniaku, dan aku tetap berada di dunianya. lalu kami pun bertukar tempat)

”Aku tidak suka hujan, dia membuat gerak-gerik ku jadi terbatas dan akhirnya hanya akan mendekam di dalam kamar. Aku tidak suka duduk di halaman belakang, tak ada menarik disana, termasuk bunglon bodoh yang tidak konsisten itu. Aku tidak suka langit gelap, itu pertanda ada awan hitam yang menyelimuti dan sebentar lagi pasti akan ada petir yang memekakkan telinga. Aku tidak suka senja, karena ia adalah jembatan antara siang dan malam yang membuatku akan semakin dekat dengan batas waktu yang diperbolehkan untuk berada diluar rumah. Aku tidak suka laut, rasanya asin dan baunya anyir. dan Aku juga tidak suka es cream dan coklat, hanya akan membuat badanku gendut.

(Aku memainkan kata-kata seperti apa yang aku suka, biar gadis kecil itu tau rasa bagaimana tidak enaknya menjadi seseorang yang bukan diri kita. dia cemberut menatapku, aku tertawa menatapnya)

”Oh satu lagi aku sangat suka badut. akan kubeli replikanya, dan kupajang di kamarku”

(Aku tak begitu suka menulis, jadi setelah meletakkan badut berukuran besar itu di kamarnya. kubiarkan saja ia disana dengan ketakutan yang berlebihan terhadap benda itu. mungkin suatu hari nanti, dia akan bisa menyesuaikan diri)


*iseng-isengan dini hari


Back to Top